Kamis, 27 Maret 2008

m a k a s i h p a k ! ! ! !

datang juga hari ini. sedikit seneng, tapi juga sedih. entahlah sedih karena apa. sebuah pikiran nakal mngatakan aku sedih karena hari ini adalah hari terakhir aku melihat Bapak. dan mulai sekarang aku takkan pernah melihatnya lagi. karena sebuah perjanjian bodoh yang di lakukan oleh orang-orang bodoh.

terima kasih pak udah ngsih saya banyaaaaak sekali.... pelajaran tentang kehidupan dan tentang liku-liku dunia kerja...
semoga Bapak juga menerima semua yang Bapak berikan sama saya...

HI dAn mEreKa

ya tuhan aku belum puas belajar di HI, msaih banyak sekali yang belum aku pelajaridisana. kenpa enam bulan cepat sekali berlalu. walopun di astu sisi aku bosan dengan pekerjaan yang membosankan, tapi aku menikmatinya karena aku bisa belajar sesuatu yang beda yang nggak akan pernah aku dapetin sekarang kalo aku nggak ada di HI.

perpisahan hari ini memang sedikit tragis dan menaikkan emosi setiap orang yang melihatnya. Budiah, tiba-tiba meneteskan air mata...ya Tuhan...belum pernah ada orang lain selain orang tuaku yang meneteskan arimata karena berpisah denganku.

baru kali ini aku merasakan sesuatu yang, manis, menyenangkan, terlalu sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata.

banyak sekali kenangan yang sangat indah selama aku ada di HI. sebuah kenangan yang tak akan pernah isa tergantikan di tempat lain. karena memang setiap tempat pasti memiliki kenangan yang berbeda.

terima kasih Bu, Pak...sudah memberikan sebuah kesempatan yang sangat berharga. kesempatan untuk belajar.
dan terima kasih atas semua bantuannya selama ini.

Selasa, 11 Maret 2008

Sajian pagi ’wongcilik’

Sabtu, 08 Maret 2008

Disebuah kantor bank swasta di kota kediri, selalu menyajikan Koran yang dipampang di paran (papan koran). Para tukang ojek, tukang becak dan para pedagang asongan keliling yang sering mangkal di disekitar kantor, ang setiap pagi menikmati sajian pagi ini. Mereka harus terpaksa membaca di paran karena mereka memang tidak sempat untuk membeli koran baru karena sibuk mencari uang.

Mereka semua berjejal untuk membaca koran hari itu juga. Mungkin karena mereka tak mampu lagi membeli informasi dengan media apapun. Sedangkan media komunikasi yang mereka punya adalah radio yang setiap saat hanya menyajikan lagu-lagu jaman sekarang dan berita-berita para artis.

Para ’wong cilik’ itu hanya ingin tahu siapa sebenernya mentri perdgangan dinegri tercinta ini, kok berni-berninya menaikkan harga sembako. Padahal harga narik becak nggak bisa dinaikkan. Jika tarif becak dinaikkan maka penumpang akan lebih memilih naek angkot atau ojek.

Semuanya sama-sama kasihan, sama-sama mencai nafkah untuk anak istri tercinta yantg senantiasa menanti dirumah, sama-sama berjuang.

Fenomena ini mengajakku untuk bernostalgia besama cerita para orang tua tentang sejarah indonesia pada zaman peperangan yang sulit sekali mendapatkan informsai. Karena memang pada zaman itu alat telekomunikasi masih sangat minim dan hanya dimiliki oleh kalangan tertentu. Dan kalo ada yang ingin mendengarkan informasi, maka harus kerumah orang yang lebih kaya. Karena pada zaman itu hanya orang kaya yang punya.

Dengan cara mereka menyempatkan diri untuk membaca koran di paran bank swasta itu. Sebenernya bisa menunjukka bahwa mereka semua sangat peduli pada bangsa ini. Hanya masih ada sebuah kesulitan untuk mereka sadari bahwa mereka bahkan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk bangsa tercinta.

Demikian liputan hari ini

Lina melaporkan dari kediri.

Pemberani apa Nekat sih!!!

Jumat, 07 Maret 2008

Seorang wanita yang kira-kira berumur 35 tahunan yang tengh menggendong anaknya dengan membawa tas belanjaan. Berjalan kaki menyebrangi sungai melalui jembtan rel kereta api. Padahal saat itu, pintu perlintasan KA sudah ditutup kira-kira 4 menit sebelum ibu itu muncul dari balik pos penjagaan rel KA. Sejenak saat ibu itu lewat, banyak mata tertuju ke arahnya. Sepeerti halnya ada seorang artis yang sangat terkenal seantero jagad raya ini, sedang menyebrangi sungai dengna santainya melawan maut yang mengintainya.

Pengendara motor disebelahku berkomentar, ”nekat banget ibu itu, padahal pintu udah lama ditutup jalan santai gitu” lalu seorang teman yang diboncengnya menyahut, ”Mo bunuh diri kale, nggak kuat beli makan buat anaknya”

Pernyataan tersebut ham[ir sama dengan yang aku pikirkan, dan aku yakin semua orang yang melihat ibu itu pasti berpikiran sama. ”nekat banget ibu itu, nggak sayang apa sama anaknya?”

Protes!!!

Semua orang Cuma bisa protes aja. Mana ada orang disini yang berani nereakin ibu itu dan nyegah dia buat nggak nyebrang sungai melalui rel. Nggak ada satupun yang berkutik. Aku pun juga, Cuma bisa protes dalam hati. Bahkan penjaga rel juga nggak negor sedikitpun.

Tidak ada yang tahu kereta akan muncul dari arah mana kecuali penjaga pintu perlintasan rel KA. Bisa berasal dari arah belakang sang ibu pemberani itu. Jika kereta berasal dari arah belakang, maka masih ada banyak kesempatan bagi ibu itu untuk lari mencari tempat minggir.

Jika kereta datang dari arah depan sang ibu nekat itu, maka kesempatan untuk sang ibu itu lari lebih kecil dari kemungkinan yang pertama. Karena ibu itu sudah shok sebelum meikirkan untuk lari menghindari jalannya KA.

Tapi dua kemunginann akan salah, juka ternyata niat dari ibu itu memang adalah bunuh diri.

Setelah ibu pemberani itu sampai di sebrang sungai, ternyata kereta blum datang juga. Kmi masih harus menunggu beberaa saat lagi. Beruntung sekli ibu itu. Bersukurlah anak kecil itu memiliki ibu yang pemberani.

Ini hanyalah sedikit contoh dari realita masyarakat indonesia yang bisa kita lihat dimana-mana. Masih banyak sekali masyarakat yang tidak mentaati rambu-rambu hingga hal yang dapat membahanyakan keselamatannya. Menggemaskan, lucu, menyedihkan atau mengacaukan??? Atau mungkin ada pendapat yang lain??

Lalu disebut tindakan yang seperti apakah ini, pemberani atau nekat???

Demikin Lina melaporkan dari perak, jombang